Karya Silam
Dalam pada menyorot kembali e-mel-e-mel silam yang tersimpan kemas dalam cakera keras server Yahoo Inc., penulis terjumpa sebuah puisi lama. Puisi ini dicoretkan kepada teman-teman setengah dekad yang lalu. Walaupun kini penulis sendiri kurang jelas dengan maksud yang ingin cuba disampaikan, tetapi penulis sekadar berpesan kepada diri: 'darah muda lagi masa tu...'.
Khas buat pembaca-pembaca sekalian, terimalah...
(Untitled)
Melangkau runtuhan kota setia
Menjengah runut suara sengketa
Melewati deretan himpunan batu bata
Terlihat disana angin selatan membawa warkah berita
Mungkin hanya satu cebisan catatan pengembara
Yang tak mungkin dapat bercerita seribu peristiwa
Maka bertanyalah mereka pada Sang Pujangga
Lalu Sang Pujangga merangkai kata kata atas bicara
Hingga tiadalah apa yang memahaminya
"Suria tunduk di pinggir samudera"
Lalu mereka pun tertawa
Tawa yang mereka sendiri tidak tahu mengapa
Lalu diasingkan mereka antara keduanya
Tika fajar menerbitkan sinar mentari
Tika embun mula berhalusinasi
Awan gemawan menyesar mencorak ruang
Mencapai garis garis hitam lalu hilang
Paduan penyair menyaksi
Persis titis-titis duri
Yang hilang menyepi
Tinggallah ia seorang diri
Mohd Mahadi Halim
Sains dengan Pendidikan (1)
F26, 115C, Desasiswa Harapan,
Universiti Sains Malaysia
(23 Ogos 2003)
2 Comentários:
1 - runut itu apa? jangan2 kuih koci? hehheh...seriously..what is meant by runut?
2 - apakah..wah...budding poet deh..well done
sgt berbangga dgn insan sains yg menghargai sastera... :)
Post a Comment
Titipan Kata