Kembara Mimpi

Oh Tuhan. Dengan kasih dan rahmatMu yang Maha Agung itu, aku ingin bermimpi. Aku ingin bermimpi mengembara ke satu dunia yang Engkau telah firman dalam Kitab Suci Al-Quranul Karim. Aku tahu, aku sedar. Tanah disana tandus, tanah disana gersang. Yang ada disana itu selautan pasir. Yang menjadi puing-puing, berterbangan saat angin bertukar ribut. Tapi pasir-pasir itulah saksi bisu peristiwa silam. Ketamadunan manusia zaman dahulu kala. Itu yang aku tahu.

Aku mahu perhatikan sama tebingan delta daerah nan subur. Dari riak-riak air yang mengalir, ku kira riak itu seirama alunan tika Nabi Musa AS dihanyutkan ibunya atas ilham dariMu.

"(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan, (yaitu) letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai(Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ketepi, dia akan diambil oleh (firaun) musuhKu dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariku, dan agar engkau diasuh di bawah penguasaanKu" (Surah Taha: 38, 39)

Riak-riak air itu saksi yang memerhati kelakuan manusia di tebingan sejak berkurun lamanya. Terbinanya, jua jatuhnya kebangkitan tamadun manusiawi.

Kukira, tanah tanah gersang itu sentiasa melambai-lambai memanggil dan berbisik. Semenjak dari hari itu lagi aku sudah dengari. Dari sang semilir angin.

Dapat aku rasakan kini yang masa itu telah pun tiba. Akan ku sahut seruan itu. Akan ku dekati langit biru, terbang setinggi awan, atau lebih dari itu, demi satu perjalanan. Kembara sebuah mimpi.


“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (Surah An-Nahl: 36)