Meneruskan Perjalanan
Dan keretapi itu semakin hampir dan semakin perlahan pergerakkannya. Aku menanti dengan sabar di tepian landasan. Ia semakin perlahan petanda ia akan berhenti. Aku dapat lihat dengan jelas pemandunya saat kepala keretapi melewati hadapanku. Dia menghadiahkan senyuman menggamit kemesraan. Ketenangan yang aku harapkan dalam perjalanan yang seterusnya ini. Lalu aku pun membalas senyumannya sambil menunduk sedikit kepalaku tanda hormat.
"It's the time son. You miss this, you gonna miss your chance, and trust me, you gonna regret that. The price's too high to be paid for another chance."
"Ok"
"Hop on son!"
Fikiranku masih bercampur-campur. Hanya kakiku melangkah sendiri masuk dan mencari tempat duduk. Aku kira, tempat duduk di tepi tingkap itu yang aku inginkan. Lalu aku pun menghempaskan diri tersandar dan menghela nafas panjang.
Aku memandang ke luar jendela. Keretapi semakin pantas memecut. Kenangan yang aku kutip di daerah persinggahan ini mulai menerpa satu persatu. Berbaur-baur. Seakan enggan melepaskan aku pergi dalam ketenangan. Dan aku memandang lurus kehadapan, mengatur-merancang perjalanan di depan. Sambil ingatan lalu menyusup mendatang dan menghilang.